Seorang pemuda pengangguran mendatangi sebuah rumah dan mengetok pintunya,”Tok…Tok…”
Suara seorang gadis terdengar dari dalam, “Siapa?”
Pemuda itu menjawab, “Saya, Andi. Yang ingin melamar pekerjaan di tempat Anda, jadi saya mendatangi alamat yang Anda posting di media sosial.”
Dan di jawab oleh si gadis, “Masuklah, pintunya tidak terkunci.”
Saat masuk, Andi sangat terkejut melihat seorang gadis cantik menatapnya tajam dalam keadaan duduk dengan seksinya sambil bersandar di dinding. Dan gadis itu menyadari Andi yang tergoda dengan tubuhnya, “Kenapa kamu melihatku begitu!” Ucapnya sambil berdiri.
Andi dengan gugup berusaha mengalihkan pembicaraan dengan menanyakan hal lain, “Kamu tinggal dengan siapa di sini?”
Si gadis itu mendekati Andi dengan tatapan tajamnya, “Aku cuma tinggal sendiri di sini!”
Antara senang dan kaget Andi berucap, “Bukannya rumahmu jauh dari rumah penduduk lainnya. Apa kamu tidak takut?”
Si gadis itu menjawab dengan santai,”Tidak ada yang ku takutkan di sini.” Membuat Andi tersenyum dan mulai memikirkan hal negatif. Tapi saat wajah si gadis cantik itu semakin dekat dengan wajah Andi, itu justru membuat Andi takut karena tatapannya mulai menyeramkan dan dia langsung bertanya, “Oh yah, pekerjaannya seperti apa? Soalnya postingan info lowongan yang kamu tulis di media sosial tidak disebutkan!”
Si gadis menjauhi Andi dan memperkenalkan dirinya, “Sebelumnya perkenalkan aku, Disa. Dan aku ingin tanya. Kenapa kamu tertarik bekerja di tempatku sedangkan belum tahu pekerjaannya seperti apa?”
Andi tampak bersedih, “Aku sudah lama menganggur dan ingin segera bekerja, jadi siap melakukan pekerjaan apapun.”
Disa menjawabnya langsung, “Bagus. Kamu tidak pilih-pilih pekerjaan. Jadi kamu diterima bekerja di tempatku. Silahkan ikuti aku.”
Disa lalu pergi ke dalam rumah. Dan Andi mengikutinya dengan rasa penasaran. Disa kemudian menunjuk sebuah pintu. Pikiran Andi mulai aneh. Dalam hatinya dia berpikir, ‘Apakah Disa akan mengajakku ke kamarnya.’
Tapi itu cuma angan-angan karena Disa cuma berucap, “Itu dapurku.” Lalu melanjutkan jalan dan mereka sampai ke belakang rumah. Di sana hanya ada tanah lapang, dan Disa menunjuk sebuah cangkul, “Pekerjaanmu mudah, cukup gali kuburan dengan alat itu.”
Andi terlihat kebingungan, tapi dia langsung mengambil cangkul itu sambil menebak yang mau dikubur, “Sebesar apa jasad binatang peliharaanmu yang mau dikubur?”
Disa tersenyum dan menjawab, “Bikin saja sebesar tubuh kamu.”
Itu membuat Andi kaget. Kemudian Disa kembali berucap, “Aku akan buatkan makanan dulu buat kamu. Jadi jika pekerjaanmu sudah selesai, hampiri aku di dapur. ”
Tidak mau berpikir yang bukan-bukan Andi tetap melakukan pekerjaannya, “Ba baik Nona.”
Setelah selesai menggali kuburan, Andi mendatangi Disa di dapur. Terlihat Disa sedang merebus sesuatu di dalam sebuah Panci yang besar. Andi mendekati Disa perlahan. Dari belakang Andi terlihat tergoda dengan kemolekan tubuh Disa. Saat Andi berusaha membekap mulut Disa dari belakang, Disa justru berbalik dengan pisau di tangannya, “Kamu suka kepala, tangan atau kaki rebus?”
Seketika membuat Andi jatuh tersungkur. Badannya gemetar. Disa yang melihat Andi ketakutan langsung meletakan pisaunya ke sebelah Panci, “Maaf, itu membuatmu takut ya!”
Andi menjawab dengan gemetar, “Ti..tidak apa…apa. Aku suka paha.”
Disa melihat ke bawah dan melihat pahanya sendiri dan menyadari Andi sedang menatap itu lalu membalasnya dengan menatap balik wajah Andi, “Berdirilah!”
Andi yang melihat tatapan Disa yang menyeramkan, dengan cepat berdiri, “Ba..baik, Nona.”
Disa menghampiri Andi, “Aku akan rebuskan paha yang kamu ingin segera. Sambil menunggu selesai di masak. Silahkan kuburkan karung yang ada di kamarku.” Disa berjalan menunjukan kamarnya.
Sesampainya di kamar, Disa menunjuk sebuah karung tertutup yang sedang terisi sesuatu.
Andi mulai curiga, sambil becanda dia bertanya dan menebak, “Binatang apa yang ada di dalam karung itu, jadi terlihat besar, buayakah?”
Disa langsung menjawabnya, “Iya, Buaya Darat lebih tepatnya.”
Itu membuat Andi merasa lega. Dan dalam hati berucap, ‘Syukurlah itu benar binatang.’
Andi lalu berjalan melewati Disa untuk menghampiri karung itu. Belum sempat Andi menyentuh karung itu. Tiba-tiba terdengar suara sirene mobil Polisi, seketika membuat Andi kaget, “Kenapa ada mobil Polisi datang ke sini.”
Disa menjawabnya, lagi-lagi dengan santainya, “Itu cuma alarm peringatanku.”
Andi kebingungan,”Peringatan apa?”
Disa menjawabnya dengan nada datar, “Aku pergi dulu. Ada toko yang sedang buka di jam saat ini. Mereka menjual bumbu dapur yang enak. Jadi, selesaikanlah pekerjaanmu.”
Andi mulai mengerti, ternyata peringatan tersebut untuk itu. Tapi ketika Andi menoleh ke belakang, Disa sudah tidak ada. Itu membuat Andi heran, “Cepat sekali gadis aneh itu pergi dan bisa-bisanya dia memelihara buaya. Sungguh misterius.”
Tidak mau ambil pusing, Andi memilih menyelesaikan pekerjaannya dengan segera mungkin sebelum Disa tiba. Dia lalu menarik karung itu dan terlihat bentuk yang aneh, “Bukan seperti tubuh buaya.” Andi yang penasaran lalu membuka karung itu. Dan alangkah terkejutnya dia melihat seorang mayat laki-laki dengan mulut berbusa.”
Dan terdengar suara misterius di belakangnya.
Andi menoleh kebelakang dengan perlahan. Dan itu membuatnya tambah syok karena melihat banyak Polisi sambil menodongkan senjata ke arahnya dan berteriak, “Jangan bergerak!!!”
Andi benar-benar tidak bisa bergerak. Tubuhnya kaku karena sangat ketakutan. Si polisi melihat ke arah karung, “Dasar kejam, kamu bunuh dua pria dengan meracuninya, salah satunya malah kamu potong-potong dan rebus.”
(Selesai)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 Response to "Tatapan Menggoda Yang Menyeramkan"
Post a Comment